Monday, October 20, 2008

Presiden SBY menjadi Kurir Surat Meggie untuk Nada Korban Tsunami di Aceh..

Pemimpin Yang menyentuh hati dan Menyembuhkan Luka, Itu adalah judul bab ke 33 dari buku ”Harus Bisa” by. Dr. Dino Patti Djalal. Buku tersebut menceritakan cara kepemimpinan dari seorang Bapak Presiden kita Susilo Bambang Yudoyono, yang dituliskan oleh seorang Dinno Patti Djalal yang merupakan staf khusus internasional presiden.
Bab ke 33 itu adalah bab yang paling membuat saya suka, di situ diceritakan sebuah moment yang sangat menyentuh dimana ketika SBY menjadi kurir surat sekaligus menjadi penguhubung antara seorang gadis yatim piatu di Aceh dan seorang gadis kecil di Michigan.
Pada tahun 2005 ketika Sang penulis yaitu Dr. Dini Patti djalal sedang mengadakan pertemuan dengan mitra kerjanya di gedung Putih, Washington DC. Pada kunjungan tersebut beliau mendapatkan sepucuk surat yang ditulis olah gadis SD yang bernama Meggie, dia di Charlevoix, Michigan. Surat itu ditulis Meggie untuk anak di korban bencana Tsunami di Aceh. Karena tidak tau dialamatkan kepada siapa akhirnya Sekolahnya mengirimkannya ke Gedung Putih. Kemudian sesampainya di indonesia Penulis menyampaikan surat tersebut kepada SBY, kemudian beliau sangat terharu dengan surat tersebut, Kemudian SBY menginstruksikan pada bawahannya agar menyampaikan surta tesbut kepada anak-anak korban Tsunami di Aceh. Akhirnya surat tersebut sampai ke tangan seorang anak yang bernama Nada Lutfiyyah korban Tsunami Aceh yang telah manjadi yatim piatu, ibu bapaknya dan sausara-saudaranya hilang dalam bencana alam tersebut, dan Nada kini tinggal bersama sepupunya di Banda Aceh.
Kemudian Nada membalas surat kepada meggie yang lebih mengharukan lagi. Ada kepedihan yang dipendam, namun juga ada harapan dan kerinduan akan kasing sayang.
Kemudian Dino patti Djalal melaporkan surat Nada kepada Presdien. Tetapi timbul gagasan dari penulis agar surat tersebut tidak langsung dikirimkan kepada megie di Michigan, melainkan akan dibacakan terlebih dahulu ketika SBY memberikan pidatonya di acara The Asia-Pacific American Hetitage Event, di gedung Putih. Pada tanggal 25 mei 2005. Disanalah Presedien SBY akan memberika kejutan tersebut.
Pada hari H tersebut setelah mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden George Bush di Oval Office, Kedua pemimpin tersebut menuju ruangan di Gedung Putih, dimana sudah menunggu sejumlah elit polotik dan tokoh-tokoh lainnya.
Setelah giliran SBY memberikan pidato, kemudian ditengan pidatonya tersebut beliau merujuk pada surat yang ditulis oleh Meggie dan membacakannya kepada hadirin. Surat tersebut berisikan:
”Hi, i hope your family and friends are okay. In church, I pray for you and your country. In school, we are raising money for your country. We have a loose change bucket and kids bring money in. Also, we are making tsunami bracelets to raise money too. I have made you one. I hope you like it. I will continue praying for you and your country in church. Your riend, Meggie”
Dalam buku dituliskan Semua orang yang hadir termasuk para wartawan berlinangna air mata, termasuk Presiden George Bush yang terlihat matanya berkaca kaca.
Kemudian Pa SBY melanjutkan dengan membacakan surat balasan dari Nada untuk meggie, sebelumnya SBY menunjukan photo Nada di Podium :
“ My good friend, hello friend. My name is Nada Lutfiyyah. I was so happy and my heart was touched to receive the letter you sent us. My family- my dad, mom, older brother and younger brother- have disappeared, and now i live with my cousin. I am so glad you are paying attention to us here. I hope to receive your bracelet in the coming days because I want to wear it on my arm to remind me that I have new friend.”
Seteah presiden selesai membacakan surat tersebut, kemudian tepuk tangan panjang membahana. Kemudian Predsiden SBY memrintahkan agar surat balasan nada disampaikan kepada meggie di Michigan.

Setelah membacanya saya langsung meneteskan air mata, tidak menyangka seorang anak kecil di Negara yang berjauhan tetapi masih bisa merasakan penderitaan temannya dinegara yang yauh dan belum dikenalnya =), semoga ini menjadi sebuah pelajara, dimanapun kita, apapun kita, siapapun kita, tetap harus peduli terhadap penderitaan orang lain.

0 comments: